BeliRumah – Memasuki tahun 2025, sektor properti di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh meski harus menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan survei Property Outlook 2025 oleh Knight Frank Indonesia, sejumlah tren dan peluang diidentifikasi dapat mendorong pertumbuhan sektor ini di tengah dinamika pasar yang sedang mencari keseimbangan baru.

Sektor hunian tetap menjadi motor utama pertumbuhan properti nasional. Beragam kebutuhan masyarakat, seperti hunian untuk kelas menengah, asrama di sekitar perguruan tinggi, hingga co-living di kawasan perkotaan, menjadi daya tarik utama bagi para investor. Meski daya beli masyarakat melemah, minat terhadap sektor ini tetap tinggi, sehingga diperkirakan akan terus mencatat pertumbuhan positif sepanjang tahun.

Selain sektor hunian, tren bangunan ramah lingkungan atau green property mulai menjadi sorotan di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Menurut Jackie Cheung, Director ESG Knight Frank Asia-Pacific, pengembangan properti yang berkelanjutan berbasis prinsip-prinsip ESG akan menjadi prioritas utama. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan menjadikan sektor ini semakin diminati baik oleh pengembang maupun investor.

Di sisi lain, integrasi sektor pariwisata, hiburan, dan properti diprediksi akan terus berkembang. Contohnya, keberadaan vila di area wisata yang dilengkapi fasilitas hiburan menciptakan peluang investasi yang menarik. Konsep ini menawarkan kenyamanan sekaligus kemudahan akses bagi para pengunjung, sehingga menambah daya tarik destinasi wisata tersebut.

Pertumbuhan sektor properti juga terlihat dari peningkatan potensi kota-kota metropolitan seperti Jabodetabek dan Bali, serta kota besar lainnya seperti Makassar, Semarang, dan Surabaya. Wilayah-wilayah ini menjadi pusat perhatian karena didukung oleh pengembangan infrastruktur yang pesat. Di tengah perkembangan ini, teknologi digital, terutama penggunaan AI (artificial intelligence), juga mulai memberikan pengaruh signifikan pada sektor properti. Sebanyak 53% pelaku properti menyebut bahwa AI berpotensi mempercepat pertumbuhan melalui efisiensi pemasaran dan pengelolaan data.

Namun, sektor ini tidak luput dari berbagai tantangan. Pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah, tingginya harga tanah di kawasan strategis, dan kenaikan suku bunga menjadi beberapa hambatan yang harus dihadapi. Selain itu, meski pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan, mayoritas pelaku properti belum sepenuhnya yakin akan keberlanjutan investasi di wilayah tersebut.

Kendati demikian, optimisme tetap terjaga. Harga properti diprediksi terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, dengan subsektor industri, data center, dan pergudangan yang diperkirakan tumbuh positif. Sementara itu, subsektor pendidikan dan kesehatan juga mulai mencuri perhatian sebagai daya ungkit baru untuk mendorong perkembangan properti.

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, menyampaikan bahwa keberlanjutan optimisme adalah kunci di tengah berbagai tantangan nasional dan global. Inovasi, seperti digitalisasi dan pengembangan AI, akan menjadi fondasi penting dalam membangun sektor properti yang lebih tangguh dan berdaya saing.

Tahun 2025 membawa peluang besar bagi sektor properti. Di tengah tantangan, langkah strategis dan inovatif diperlukan untuk memanfaatkan potensi yang ada demi mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *